![]() |
uang (ilustrasi) |
Jakarta - Anggaran sebesar Rp 10 triliun tengah dialokasikan, dengan tujuan untuk melatih para pengangguran agar siap kerja. Sasarannya kurang lebih sebanyak dua juta orang pengangguran. Itu adalah program pemerintah yang terkemas dalam kartu prakerja yang menjadi salah satu program andalan Presiden Jokowi dan telah siap untuk diluncurkan.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa pada Januari 2020, diharapkan program yang dijalankan dengan basis platform digital itu sudah bisa berjalan.
Dalam rapat terbatas yang dipimpinnya pada Selasa (12/11) kemarin, ia menjelaskan ada dua fokus yang perlu dibahas untuk program kartu prakerja. "Pertama, bagaimana mempersiapkan angkatan kerja baru. Terserap dengan kebutuhan dunia kerja, dan kedua adalah angkatan kerja juga berpeluang menjadi wirausahawan," jelasnya.
Dengan kartu prakerja itu, para pencari kerja bisa mendapat pelatihan. Dengan begitu, mereka bisa lebih produktif dan memiliki daya saing. Dia memberikan catatan bahwa saat ini 58 persen tenaga kerja adalah lulusan SMP ke bawah.
Presiden Jokowi menegaskan keinginannya agar para pemegang kartu prakerja bisa memilih pelatihan atau kursus sesuai dengan minat dan bakat. "Nah, informasi tentang lembaga pelatihan dan kursus akan disampaikan melalui platform digital," ungkapnya.
"Mereka," lanjutnya, "boleh ikut pelatihan yang diminati. Misalnya, pelatihan barista kopi, animasi, desain grafis, bahasa Inggris, komputer, dan lain-lain," imbuh Jokowi.
Kartu prakerja, dalam penuturan Jokowi, tidak hanya ditujukan untuk para pencari kerja. "Tapi juga korban pemutusan hubungan kerja (PHK)," tegasnya.
Korban PHK berkesempatan ikut program itu untuk rescaling atau upscaling keterampilannya. Untuk lembaga pelatihannya, Jokowi berpesan supaya bisa dimaksimalkan peran swasta, BUMN, dan balai latihan kerja (BLK).(*)
loading...
0 Comments