Pencairan Dana BOS Sering Nyendat, Sekolah Terpaksa Talangi Biaya Operasional

perincian dana BOS Reguler

Sumenep – Realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) reguler kembali terhambat. Bantuan tahap keempat untuk lembaga pendidikan itu belum cair hingga hampir tutup tahun 2019.

Tercatat sebanyak 656 SD dan 190 SMP yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep harus lebih bersabar lagi. Total dana BOS untuk SD adalah sebesar Rp 41.733.120.000 dan Rp 4.660.880.000 untuk SMP.

Kasubbag Tugas Pembantuan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep Tri Fathanah menjelaskan, BOS reguler dicairkan menjadi empat tahap. "20 persen tahap pertama, 40 persen di tahap kedua, dan masing masing 20 persen untuk pencairan tahap ketiga dan keempat. Nah, di triwulan keempat ini belum cair," ungkapnya pada Senin (23/12).

Tri mengatakan, keterlambatan pencairan BOS reguler tidak hanya terjadi di Sumenep. "Hampir semua daerah di Jawa Timur mengalami. Karena realisasi BOS kan diberikan oleh pemerintah pusat melalui Pemprov Jatim," ungkapnya.

"BOS itu," lanjut Tri Fathanah, "langsung ke rekening sekolah, kami tidak ikut-ikut. Disdik hanya memfasilitasi," imbuhnya.

Untuk diketahui, perihal molornya realisasi BOS sejatinya sudah terjadi sekitar dua tahun terakhir. Akibatnya, banyak sekolah yang menggunakan dana talangan untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.

Penyebab lain tersendatnya pencairan dana BOS ini, salah satunya adalah ditengarai banyaknya sekolah yang lambat melaporkan penggunaan dana BOS di tahap ketiga. Padahal menurut Tri, jika sekolah lebih cepat dalam pelaporan administrasi, pencairan juga semakin baik.

"Kami sudah minta pelaporan triwulan ketiga untuk dilakukan sejak Oktober lalu. Tapi, banyak sekolah yang lambat mengajukan laporan," tandas Tri Fathanah.(*)
loading...

Post a Comment

0 Comments